Selasa, 20 Maret 2018

PELATIHAN PENGOLAHAN PRODUK PLDT DI RPH BLIMBING, BDH PANGGANG, KPH YOGYAKARTA

             Pelatihan Pengolahan Produk PLDT dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 26-27 Februari 2018 di Sekertariat KTH Giriwana V, RPH Blimbing, BDH Panggang. Kegiatan Pelatihan ini di fasilitasi oleh BPHP Wilayah VII Denpasar. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat sekitar hutan terutama dalam mengolah bahan mentah tanaman tumpangsari yang ada di bawah tegakan hutan tanaman jati dan hutan tanaman campuran yang ada di wilayah BDH Panggang. Pada awalnya tanaman bawah tegakan hanya dijual mentah, dengan adanya kegiatan pelatihan ini diharapkan anggota KTH Giriwana V mampu menambah nilai ekonomis dari tanaman tersebut. Hal ini dapat diwujudkan dengan mengolah tanaman atau bahan mentah menjadi produk makanan olahan, sehingga produk dapat dijual dengan nilai jual yang tinggi.
             Kegiatan ini di buka oleh Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY yang di dampingi oleh Kepala Balai KPH Yogayakarta dan Kepala Seksi Perencanaan dan Perlindungan Hutan. Pelatihan ini mendatangkan narasumber dari UPT BPTP Yogyakarta. Kegiatan difokuskan pada praktek mengolah berbagai macam produk dari PLDT yang berupa umbi-umbian diantaranya yaitu tanaman kimpul, gerut, kunyit, jahe, temulawak, dll. Bahan mentah tersebut nantinya akan di olah menjadi makanan dan minuman. Peserta pelatihan mulai dari usia muda hingga yang berusia lanjut lanjut, baik lelaki maupun perempuan yang turut aktif dalam semua kegiatan mudai dari persiapan sampai finishing produk. Produk yang dihasilkan dari kegiatan pelatihan diantaranya: brownis kimpul, donat kimpul, kue kering/cookies kimpul, stik kimpul, permen temulawak, nugget kimpul, sirup temulawak, temulawak instan, dan jahe instan. Harapan dari kegiatan pelatihan ini yaitu semoga KTH Giriwana V menjadi KTH yang mandiri dengan menonjolkan produk unggulan dari bahan baku umbi-umbian. Jadi tidak ada alasan untuk tidak dapat memanfaatkan lahan di bawah tegakan tanaman. Salam Rimba#Bakti Rimbawan#Kehutanan#Balai KPH Yogyakarta#BPHP Wilayah VII Denpasar#Kemen LHK


1. Brownis kimpul, 

2. Donat kimpul, 

3. Kue kering/cookies kimpul, 

4. Stik kimpul, 

5. Permen temulawak, 

6. Nugget kimpul,

7. Sirup temulawak, 

8. Temulawak instan, dan 

9. Jahe instan

Penulis           : Ika Puspitasari (Bakti Rimbawan di  Balai KPH Yogyakarta)
Dokumentasi  : Fatwa Nirza Susanti (Bakti Rimbawan di  Balai KPH Yogyakarta)

PROSPEK PENGEMBANGAN SERAI WANGI DI BALAI KPH YOGYAKARTA


SEREH WANGI (Syimbopogon Nardus) dikembangkan di Indonesia sejak jaman Penjajahan Belanda, dan menempati posisi tertinggi dalam perdagangan Ekspornya. Indonesia merupakan Negara Agraris dengan berbagai macam tanaman dan tumbuhan yang dapat di manfaatkan untuk menumbuh kembangkan potensi lahan. Kondisi Iklim, tanah yang subur serta petani yang dimilkinya sehingga bermanfaat bagi peningkatan taraf hidup masyarakat dengan mengarahkan suatu perubahan PARADIGMA dari SUBSISTENCE FARMING menuju kepada orientasi pengelolaan berbasis AGRIBISNIS dan AGRI INDUSTRI.
Pelatihan Budidaya Serai Wangi dilaksanakan selama 2 hari di Gedung Budaya Desa Dlingo Bantul pada tanggal 28 Februari – 1 Maret 2018. Pembicara pada kegiatan pelatihan ini merupakan ahli di bidang pengolahan minyak atsiri terutama serai wangi. Pembicara yang pertama yaitu Ibu Ir. Maria Susana Hartanti, M.Si. beliau merupakan memiliki beberapa usaha terkait Essential Oil, budidaya tanaman atsiri dan sayur organic, training, konsultan, produk homade natural dan merupakan owner dari greenherbaloilsshop di Yogyakarta. Pembicara yang ke dua yaitu Ibu RA.ETI yang merupakan Ketua Dewan Atsiri Indonesia (DAI) bidang Kerja sama dalam negeri, Ketua Asosiasi Bio Additif Indonesia, Ketua Humas Asosiasi Petani dan Pengusaha Nilam Indonesia beliau merupakan Direktur Utama PT. Indonesia Agro Wangi, Komisaris Utama PT. Indonesia Kreasi Agrowangi dan Direktur Utama PT. Pemalang Agro Wangi.

Kegiatan pelatihan ini mempunyai maksud dan tujuan diantaranya yaitu:
a.       Mengenalkan cara budidaya serai wangi mulai dari persiapan tanam sampai dengan pemanenan daun serai wangi
b.      Mengetahui proses penyulingan daun serai wangi hingga menjadi minyak atsiri produk olahan dari daun serai wangi
c.       Pembuatan produk olahan dari minyak serai wangi
d.      Prospek Budidaya dan Pemasaran Serai Wangi

Tanaman sereh masih termasuk dalam keluarga rumput-rumputan. Tanaman ini banyak ditemukan di daerah tropis seperti di negara-negara benua Asia, Afrika, Amerika dan beberapa wilayah di Australia. Nama beken dari tanaman ini adalah lemon grass dan memiliki nama latin cymbopogon schoenanthus atau cymbopogon citroli untuk sereh wangi. Sereh merupakan tanaman daerah tropis dan merupakan salah satu tanaman yang sangat mudah tumbuh. Tanaman ini bahkan bisa hidup di daerah pegunungan dengan ketinggian hingga 1800 m.dpl. meskipun tanaman sereh ini hidup dengan baik di dataran rendah dengan ketinggian tanah sekitar 250 m.dpl. Bahkan, di daerah yang sangat miskin unsur harapun, tanaman sereh masih bisa hidup dengan baik. Mula-mula, sereh ini merupakan tanaman liar yang tumbuh di mana saja sebagaimana rumput-rumput lainnya. Karena masih sekeluarga dengan rumput, sebagaimana rumput lainnya, sereh tidak mudah mati. Akan tetapi sereh memiliki kualitas yang berbeda-beda bergantung pada kesuburan tanah tempat sereh tersebut tumbuh. Sereh dikatakan berkualitas jika menghasilkan banyak minyak ketika diolah.

A.    BUDIDAYA SERAI WANGI
Sereh sangat mudah untuk dibudidayakan. Lahan yang dipergunakan tidak membutuhkan perawatan sulit. Namun untuk memproduksi sereh dengan kualitas bagus dan memiliki banyak kandungan minyak, maka beberapa trik perlu dilakukan dalam rangka membuat tanaman ini tumbuh subur. Tahap-tahap penanaman sereh meliputi persiapan lahan, pembibitan, penanaman, penyulaman, penyiangan, perawatan, pemanenan, dan perawatan pasca panen. Berikut penjelasan dari tahap-tahap tersebut:

u  Persiapan Lahan

a.       Ada baiknya kita menyburkan dahulu lahan kita sebelum menanam sereh demi mendapatkan hasil panen yang berkualitas. Caranya gampang, sebarkan pupuk kandang pada lahanmu hingga mencapai ketebalan 5-10 cm (makin banyak makin bagus) setelah itu barulah lahan tersebut digemburkan.
b.      Penggemburan ini boleh menggunakan bajak atau cangkul dan proses ini sekaligus untuk mencampurkan pupuk kandang dengan tanah.
c.       Setelah tanah gembur, buatlah bedengan dengan lebar 50 cm, tinggi 70 cm dan panjang meyesuaikan dengan panjang ladangmu.
d.      Berilah jarak kira-kira 30-50 cm antar bedengan untuk mempurmudah kita melakukan perawatan sekaligus pengairan. Agar lahan ini optimal, biarkan dahulu lahan ini selama dua minggu sebelum ditanami dengan bibit sereh.
u  Pembibitan
Kita bisa memperoleh bibit serai berkualitas tentunya jika kita langsung membeli (anakan) serai pada petani sehingga kita masih akan mendapatkan serai segar yang ada akarnya. Kalau kita membeli serai dari petani serai secara langsung, bisa dipastikan kita mendapatkan bibit yang 99% bisa hidup di lahan kita. Pastikan membeli serai yang masih ada akarnya. Setelah dapat, langsung saja tanam di lahan yang telah kita sediakan. Kita rendam dahulu batang serai (sebaiknya jangan beli yang kering, belilah yang masih segar) ke dalam air yang kita campur dengan root up atau zat peranngsang akar.
Setelah itu barulah kita tananam/semai di tempat yang teduh terlebih dahulu hingga benar-benar hidup dan mengeluarkan daun baru sebelum nantinya dipindahkan ke lahan pembesaran. Media penyemaian untuk benih yang kita dapatkan dari pasar cukup dengan menggunakan campuran pupuk kandang dan tanah dengan perbadingan 1:1. Wadah media semai ini bisa menggunakan pot/polybag atau apapun dan simpan media semai beserta serai yang kita semai di tempat yang teduh.
u  Penanaman
a.       Kalau kita dapat bibit dari petani artinya kita bisa langsung menanam bibit tersebut ke lahan kita, sementara jika kita mendapatkan bibit dengan cara membeli serai di pasar, maka kita harus menunggu dahulu bibit itu disemai dan mengeluarkan daun baru sebelum kita tanam di lahan pembesaran.
b.      Tanamlah dua batang serai pada tiap-tiap lubang bedengan yang masing-masing lubang ini berjarak sekitar 50 cm. nantinya, tiga bibit serai ini akan berubah menjadi rumpun serai dengan daun berjumbai-jumbai.
u  Penyulaman
Penyulaman dilakukan setelah satu atau dua minggu dari masa penanaman karena dikhawatirkan ada benih yang mati sehingga kita harus segera menggantinya agar nanti tanaman sereh bisa panen secara serempak.
u  Penyiangan
Penyiangan bisa dilakukan setiap dua bulan sekali dengan mengecek tiap-tiap rumpun sereh dan mengambil batang sereh yang sudah tua atau mati sekaligus menggugurkan daun-daun sereh yang sudah mulai berwarna kuning atau kecoklatan.
u  Perawatan
a.       Perawatan serai ini mencangkup penyiraman, pencabutan gulma/rumput pengganggu dan pemupukan tambahan. Bisa dibilang tanaman ini tidak disukai hama karena kandungan minyaknya yang secara alami justru menolak hama. Tak jarang daun dari tanaman serai ini malah dijadikan pestisida alami pengusir hama.
b.      Meskipun tanaman serai mampu bertahan di lahan yang panas, namun jika kamu memberi asupan air yang cukup, tanaman serai ini akan cepat menghasilkan banyak daun dan tunas-tunas baru.
c.       Penyiraman baiknya dilakukan secara rutin dengan menyesuaikan tingkat kelembaban tanah. Pencabutan gulma bisa dilakukan setiap dua bulan sekali bebarengan dengan masa penyiangan.
d.      Sementara pemupukan tambahan bisa ilakukan tiga bulan sekali setelah daun-daun sereh dipanen. Pupuk yang bisa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk cair organik dengan dosis sesuai takaran yang tertera di label produksi.

u  Pemanenan
a.       Ada dua jenis pemanenan serai, yakni dengan diambil seakar-akarnya atau hanya dipotong daunnya saja dengan meninggalkan batang bawah sepanjang kurang lebih 5 cm.
b.      Umumnya, panen pertama dilakukan ketika sereh mencapai usia 5-6 bulan, setelah itu panen ke dua hingga ke 4 atau 5 dilakukan setiap tiga bulan sekali. Setelah panen yang kelima ini, baiknya kita lakukan penanaman awal lagi karena jika rumpun sereh terlalu banyak anakannya justru malah tidak produktif.
c.       Panen ke lima ini atau panen terakhir dalam satu rangkaian fase panen sereh merupakan pemanenan dengan mencabut sereh hingga ke akar-akarnya. Batang sereh yang sudah kering bisa dibuang atau dijadikan pupuk, sementara batang sereh muda atau anakan bisa dijual ke pasar atau dijadikan bibit baru untuk penanaman selanjutnya.

u  Perawatan Pasca Panen
a.       Jika serai dipanen daunnya saja, setelah panen kamu harus merawat batang-batang serai yang masih tertanam di tanah dengan cara menyiram secara rutin dan memberikan pupuk tambahan. Pupuk ini bisa berupa pupuk cair organik ataupun pupuk kandang dengan cara menaburkan atau menyiramkan pupuk tersebut diarea sekitar rumpun sereh.
b.      Panen sereh hingga panenan ke lima, sebaiknya kita tetap secara rutin melakukan penyiangan terutama pencabutan gulma pengganggu tanaman.
c.       Setelah panen yang terakhir, saatnya kamu melakukan peremajaan lahan dengan cara menggemburkan ulang sekaligus memberikan tambahan pupuk kandang sehingga tanah untuk menanam sereh selalu gembur dan kaya unsur hara.

B.     PENYULINGAN DAUN SERAI WANGI
Daun yang sudah dipanen kemudian dikumpulkan di tempat penyimpanan daun. Proses penyulingan dilakukan setelah semua hasil panen daun serai wangi terkumpul. Pemilihan tempat penyulingan harus dekat sumber air. Ketersediaan bahan bakar dan bahan baku secara rutin dan kontinyu untuk menekan biaya produksi. Penguasaan operator, meliputi rangkaian produksi, pengendalian mutu dan maintenance, penanganan jika terjadi troubleshooting (kebocoran uap dll). Rangkaian alat penyulingan terdiri dari ketel, cooler dan separator. Dalam sekali proses membutuhkan waktu 5 – 6 jam.
 
Gambar alat penyulingan minyak atsiri dengan kapasitas penampungan daun sebanyak 12 kg.


C.     PEMBUATAN PRODUK OLAHAN MINYAK ATSIRI DARI SERAI WANGI

Di Indonesia, sereh dibudidayakan dibeberapa wilayah khususnya di Aceh, Lampung, dan Jawa khususnya Jawa Barat dan jawa Timur. Oleh sebab itulah, pulau jawa menjadi salah satu pemasok minyak sereh dunia dan minyak sereh dari Jawa ini dikenal dengan julukan citronella oil of Java. Tanaman sereh ada beberapa macam varietasnya dan diantaranya yang paling terkenal adalah sereh wangi, Sereh ini menjadi pilihan untuk dibudidayakan karena aromanya sekaligus kandungannya yang memiliki banyak manfaat.
Adapun beberapa jenis kandungan kimiawi yang terdapat dalam serai yakni sitrat dan sitronelol (ini merupakan kandungan yang paling utama), farnesol, geraniol, sitronelal, terpinol, mirsen, sabinen, kamfen, a-pinen, p-simen, limonene, cis-osimen, metilheptenon, dipenten, tripinil astet, sitronil asetat, beta-elemen, geranil asetat, beta-kariofilen, trans-metilsoeugenol, beta-bergamoten, beta kadinen, elemol, kariofilen oksida, geranil butirat, geranial, eugenol, lomonen, metileugenol dan eugenol. Aroma dari sereh wangi ini memang wangi (berbeda wanginya dengan bunga melati, cengkeh, atau minyak kayu putih tentunya) maka minyak dari sulingan sereh wangi ini tak hanya mujarab dijadikan sebagai obat, namun juga digunakan untuk bahan parfum, bodylotion, sabun, lilin aromatherapy, pewangi dan lainnya.
Pada pelatihan kali ini yang dicoba untuk dibuat adalah lilin aromateraphy. Pembuatan lilin aromatheraphy sebaiknya menggunakan bahan baku lilin madu (beeswax) dikarenakan ketika dibakar beeswax tidak perasap, aman untuk kesehatan dan mampu menjernihkan udara. Hal ini berbeda dengan paraffin, karena setelah dibakar lilin dengan bahan utama paraffin akan terbakar dan mengeluarkan asap dengan sedikit bau khas paraffin yang kurang baik untuk kesehatan.
Bahan baku pembuatan lilin aromatheraphy yaitu : Paraffin/ beeswax/ potongan lilin, benang kasur, minyak essensial/ aromaterapi (minyak atsisi serai wangi), pewarna/ krayon/ cat minyak, panci kecil, kaleng bekas, wadah lilin, dan tusuk satai, dengan ukuran lebih panjang daripada diameter mulut gelas. Berikut ini adalah langkah-langkah pembuatan lilin aromatheraphy.
·         Didihkan air dalam panci
·         Lelehkan parafin dengan cara memasukan kaleng bekas berisi parafin ke dalam panci air. Jaga agar air tidak masuk dan bercampur dengan parafin.
·         Setelah parafin meleleh, tambahkan potongan crayon atau pewarna secukunya sesuai dengan seleramu, kemudian aduk menggunakan pengaduk kayu.
·         Siapkan wadah lilin sebagai cetakan, agar benang kasur untuk sumbu lilin tegak dan berada di tengah, ikat di batang lidi dan posisikan di tengah gelas.
·         Setelah parafin, dan pewarna tercampur sempurna, masukkan minyak serai sekitar 10 tetes lalu angkat kaleng dari panci. Untuk membuat lilin aroma terapi yang bisa mengusir nyamuk
·         Masukkan bahan ke cetakan. Tunggu hingga kering.
a.    Gambar Proses Pembuatan Lilin Aromatheraphy

b.   Gambar Lilin Aromatheraphy Wangi Lavender

c. Gambar Produk Olahan Minyak Serai Wangi diantaranya adalah minyak serai wangi, lilin aromatheraphy, sabun serai wangi, bodylotion serai wangi, parfum dari minyak serai dengan berbagai aroma tambahan.







D.    PROSPEK BUDIDAYA DAN PEMASARAN SERAI WANGI
u  Meskipun harga sereh atau daun sereh tidak terlalu mahal, namun karena kemudahan dan murahnya biaya penanaman, budidaya sereh bisa menghasilkan banyak keuntungan.
u  Harga sereh di pasaran tidaklah stabil. Kadangkala murah dan kadangkala mahal. Namun untuk harga daun yang akan dijadikan minyak saat ini relatif stabil mulai dari 1000-2000 rupiah per kg.
u  Jika kita menanam sereh dalam jumlah sedikit, tentu sedikit pula hasil yang bisa kita rasakan. Namun jika kita memiliki lahan luas, satu hektar misalnya, kita akan mendapatkan hasil yang menggiurkan.
u  Satu hektar lahan bisa berisi 10 ribu rumpun sereh dan menghasilkan setidaknya 10 ton daun sereh. Jika setiap kg daun dihargai 1000 rupiah saja, maka dalam lima bulan pertama dan selanjutnya tiga bulan sekali kita akan mendapatkan uang sebesar 10 juta rupiah.
u  1 rumpun serai bias menghasilkan > 100 batang serai wangi, 1 rumpun sebaiknya dipertahankan 100 batang saja agar meningkatkan kualitas, mempermudah panen dan estimasi berat saat penyulingan. Jika sudah 5 tahun maka rumpun lama dibongkar dan disisakan 2 batang, kemudian ditanam rumpun baru untuk peremajaan. Pupuk yang digunakan yaitu pupuk kandang.
u  Analisa Usaha Serai Wangi
a.       Perhitungan Biaya Bibit dan Perawatan
·         Bibit 1 Ha                                           : Rp. 20.000 x Rp. 400/batang = Rp. 8.000.000
·         Pupuk 1/5 dari Rp.1.000        : Rp. 200 x Rp 20.000/batang  = Rp. 4.000.000
·         Biaya Pengolahan Lahan 1Ha                                                    = Rp. 3.000.000
·         Biaya Tanam                                                                              = Rp. 3.000.000
·         Lain-Lain                                                                                   = Rp. 2.000.000
·          Total Biaya                                                                               = Rp. 20.000.000
b.      Hasil Panen Daun Basah
·   1 rumpun: 2 kg  x Rp. 20.000 x Rp. 700 = Rp. 28.000.000
·   Panen Pertama yaitu pada bulan ke 5
·   Panen berikutnya setiap 3 bulan
·   Kesimpulan : Panen pertama mendapatkan untung sekitar Rp. 8.000.000
u  Analisa Usaha Penyulingan Minyak Serai Wangi
·         1 kali produksi            : 1 ton x Rp. 700     = Rp. 8.000.000
·         Bahan Bakar               : Rp. 30.000            = Rp. 4.000.000
·         Biaya Tenaga Kerja 1 kali masak              = Rp. 80.000
·         Biaya Tenaga Kerja Tambahan                   = Rp. 60.000
·         Lain-Lain                                                     = Rp. 100.000
·         Total Biaya                                                   = Rp. 12.240.000
·         Hasil Minyak = 0,7%,
·         1.000 kg daun basah= 7kg minyak x Rp. 250.000 = Rp. 1.750.000

PELATIHAN PENGOLAHAN PRODUK PLDT DI RPH BLIMBING, BDH PANGGANG, KPH YOGYAKARTA

             Pelatihan Pengolahan Produk PLDT dilaksanakan  selama 2 hari pada tanggal 26-27 Februari 2018 di Sekertariat KTH Giriwana V, R...