SEREH WANGI
(Syimbopogon Nardus) dikembangkan di Indonesia sejak jaman Penjajahan Belanda,
dan menempati posisi tertinggi dalam perdagangan Ekspornya. Indonesia merupakan
Negara Agraris dengan berbagai macam tanaman dan tumbuhan yang dapat di manfaatkan
untuk menumbuh kembangkan potensi lahan. Kondisi Iklim, tanah yang subur serta
petani yang dimilkinya sehingga bermanfaat bagi peningkatan taraf hidup
masyarakat dengan mengarahkan suatu perubahan PARADIGMA dari SUBSISTENCE
FARMING menuju kepada orientasi pengelolaan berbasis AGRIBISNIS dan AGRI
INDUSTRI.
Pelatihan Budidaya Serai Wangi
dilaksanakan selama 2 hari di Gedung Budaya Desa Dlingo Bantul pada tanggal 28
Februari – 1 Maret 2018. Pembicara pada kegiatan pelatihan ini merupakan ahli
di bidang pengolahan minyak atsiri terutama serai wangi. Pembicara yang pertama
yaitu Ibu Ir. Maria Susana Hartanti, M.Si. beliau merupakan memiliki beberapa
usaha terkait Essential Oil, budidaya tanaman atsiri dan sayur organic,
training, konsultan, produk homade natural dan merupakan owner dari
greenherbaloilsshop di Yogyakarta. Pembicara yang ke dua yaitu Ibu RA.ETI yang
merupakan Ketua Dewan Atsiri Indonesia (DAI) bidang Kerja sama dalam negeri, Ketua
Asosiasi Bio Additif Indonesia, Ketua Humas Asosiasi Petani dan Pengusaha Nilam
Indonesia beliau merupakan Direktur Utama PT. Indonesia Agro Wangi, Komisaris
Utama PT. Indonesia Kreasi Agrowangi dan Direktur Utama PT. Pemalang Agro
Wangi.
Kegiatan pelatihan ini mempunyai maksud
dan tujuan diantaranya yaitu:
a. Mengenalkan
cara budidaya serai wangi mulai dari persiapan tanam sampai dengan pemanenan
daun serai wangi
b. Mengetahui
proses penyulingan daun serai wangi hingga menjadi minyak atsiri produk olahan
dari daun serai wangi
c. Pembuatan
produk olahan dari minyak serai wangi
d. Prospek
Budidaya dan Pemasaran Serai Wangi
Tanaman sereh masih
termasuk dalam keluarga rumput-rumputan. Tanaman ini banyak ditemukan di daerah
tropis seperti di negara-negara benua Asia, Afrika, Amerika dan beberapa
wilayah di Australia. Nama beken dari tanaman ini adalah lemon grass dan
memiliki nama latin cymbopogon schoenanthus atau cymbopogon citroli untuk sereh
wangi. Sereh
merupakan tanaman daerah tropis dan merupakan salah satu tanaman yang sangat
mudah tumbuh. Tanaman ini bahkan bisa hidup di daerah pegunungan dengan
ketinggian hingga 1800 m.dpl. meskipun tanaman sereh ini hidup dengan baik di
dataran rendah dengan ketinggian tanah sekitar 250 m.dpl. Bahkan, di daerah
yang sangat miskin unsur harapun, tanaman sereh masih bisa hidup dengan baik. Mula-mula,
sereh ini merupakan tanaman liar yang tumbuh di mana saja sebagaimana
rumput-rumput lainnya. Karena masih sekeluarga dengan rumput, sebagaimana
rumput lainnya, sereh tidak mudah mati. Akan tetapi sereh memiliki kualitas
yang berbeda-beda bergantung pada kesuburan tanah tempat sereh tersebut tumbuh.
Sereh dikatakan berkualitas jika menghasilkan banyak minyak ketika diolah.
A.
BUDIDAYA SERAI WANGI
Sereh sangat mudah untuk
dibudidayakan. Lahan yang dipergunakan tidak membutuhkan perawatan sulit. Namun
untuk memproduksi sereh dengan kualitas bagus dan memiliki banyak kandungan
minyak, maka beberapa trik perlu dilakukan dalam rangka membuat tanaman ini
tumbuh subur. Tahap-tahap penanaman sereh meliputi persiapan lahan, pembibitan,
penanaman, penyulaman, penyiangan, perawatan, pemanenan, dan perawatan pasca
panen. Berikut penjelasan dari tahap-tahap tersebut:
u Persiapan Lahan
a. Ada
baiknya kita menyburkan dahulu lahan kita sebelum menanam sereh demi
mendapatkan hasil panen yang berkualitas. Caranya gampang, sebarkan pupuk
kandang pada lahanmu hingga mencapai ketebalan 5-10 cm (makin banyak makin
bagus) setelah itu barulah lahan tersebut digemburkan.
b. Penggemburan
ini boleh menggunakan bajak atau cangkul dan proses ini sekaligus untuk
mencampurkan pupuk kandang dengan tanah.
c. Setelah
tanah gembur, buatlah bedengan dengan lebar 50 cm, tinggi 70 cm dan panjang
meyesuaikan dengan panjang ladangmu.
d. Berilah
jarak kira-kira 30-50 cm antar bedengan untuk mempurmudah kita melakukan
perawatan sekaligus pengairan. Agar lahan ini optimal, biarkan dahulu lahan ini
selama dua minggu sebelum ditanami dengan bibit sereh.
u Pembibitan
Kita bisa memperoleh bibit serai
berkualitas tentunya jika kita langsung membeli (anakan) serai pada petani
sehingga kita masih akan mendapatkan serai segar yang ada akarnya. Kalau kita
membeli serai dari petani serai secara langsung, bisa dipastikan kita
mendapatkan bibit yang 99% bisa hidup di lahan kita. Pastikan membeli serai
yang masih ada akarnya. Setelah dapat, langsung saja tanam di lahan yang telah
kita sediakan. Kita rendam dahulu batang serai (sebaiknya jangan beli yang
kering, belilah yang masih segar) ke dalam air yang kita campur dengan root up
atau zat peranngsang akar.
Setelah itu barulah kita
tananam/semai di tempat yang teduh terlebih dahulu hingga benar-benar hidup dan
mengeluarkan daun baru sebelum nantinya dipindahkan ke lahan pembesaran. Media
penyemaian untuk benih yang kita dapatkan dari pasar cukup dengan menggunakan
campuran pupuk kandang dan tanah dengan perbadingan 1:1. Wadah media semai ini
bisa menggunakan pot/polybag atau apapun dan simpan media semai beserta serai
yang kita semai di tempat yang teduh.
u Penanaman
a. Kalau
kita dapat bibit dari petani artinya kita bisa langsung menanam bibit tersebut
ke lahan kita, sementara jika kita mendapatkan bibit dengan cara membeli serai
di pasar, maka kita harus menunggu dahulu bibit itu disemai dan mengeluarkan
daun baru sebelum kita tanam di lahan pembesaran.
b. Tanamlah
dua batang serai pada tiap-tiap lubang bedengan yang masing-masing lubang ini
berjarak sekitar 50 cm. nantinya, tiga bibit serai ini akan berubah menjadi
rumpun serai dengan daun berjumbai-jumbai.
u Penyulaman
Penyulaman dilakukan setelah satu atau dua minggu dari
masa penanaman karena dikhawatirkan ada benih yang mati sehingga kita harus
segera menggantinya agar nanti tanaman sereh bisa panen secara serempak.
u Penyiangan
Penyiangan bisa dilakukan setiap dua bulan sekali
dengan mengecek tiap-tiap rumpun sereh dan mengambil batang sereh yang sudah
tua atau mati sekaligus menggugurkan daun-daun sereh yang sudah mulai berwarna
kuning atau kecoklatan.
u Perawatan
a. Perawatan
serai ini mencangkup penyiraman, pencabutan gulma/rumput pengganggu dan
pemupukan tambahan. Bisa dibilang tanaman ini tidak disukai hama karena
kandungan minyaknya yang secara alami justru menolak hama. Tak jarang daun dari
tanaman serai ini malah dijadikan pestisida alami pengusir hama.
b. Meskipun
tanaman serai mampu bertahan di lahan yang panas, namun jika kamu memberi
asupan air yang cukup, tanaman serai ini akan cepat menghasilkan banyak daun
dan tunas-tunas baru.
c. Penyiraman
baiknya dilakukan secara rutin dengan menyesuaikan tingkat kelembaban tanah.
Pencabutan gulma bisa dilakukan setiap dua bulan sekali bebarengan dengan masa
penyiangan.
d. Sementara
pemupukan tambahan bisa ilakukan tiga bulan sekali setelah daun-daun sereh
dipanen. Pupuk yang bisa digunakan adalah pupuk kandang atau pupuk cair organik
dengan dosis sesuai takaran yang tertera di label produksi.
u Pemanenan
a. Ada
dua jenis pemanenan serai, yakni dengan diambil seakar-akarnya atau hanya
dipotong daunnya saja dengan meninggalkan batang bawah sepanjang kurang lebih 5
cm.
b. Umumnya,
panen pertama dilakukan ketika sereh mencapai usia 5-6 bulan, setelah itu panen
ke dua hingga ke 4 atau 5 dilakukan setiap tiga bulan sekali. Setelah panen
yang kelima ini, baiknya kita lakukan penanaman awal lagi karena jika rumpun
sereh terlalu banyak anakannya justru malah tidak produktif.
c. Panen
ke lima ini atau panen terakhir dalam satu rangkaian fase panen sereh merupakan
pemanenan dengan mencabut sereh hingga ke akar-akarnya. Batang sereh yang sudah
kering bisa dibuang atau dijadikan pupuk, sementara batang sereh muda atau
anakan bisa dijual ke pasar atau dijadikan bibit baru untuk penanaman selanjutnya.
u Perawatan Pasca Panen
a. Jika
serai dipanen daunnya saja, setelah panen kamu harus merawat batang-batang
serai yang masih tertanam di tanah dengan cara menyiram secara rutin dan
memberikan pupuk tambahan. Pupuk ini bisa berupa pupuk cair organik ataupun pupuk
kandang dengan cara menaburkan atau menyiramkan pupuk tersebut diarea sekitar
rumpun sereh.
b. Panen
sereh hingga panenan ke lima, sebaiknya kita tetap secara rutin melakukan
penyiangan terutama pencabutan gulma pengganggu tanaman.
c. Setelah
panen yang terakhir, saatnya kamu melakukan peremajaan lahan dengan cara
menggemburkan ulang sekaligus memberikan tambahan pupuk kandang sehingga tanah
untuk menanam sereh selalu gembur dan kaya unsur hara.
B.
PENYULINGAN DAUN SERAI WANGI
Daun yang sudah dipanen kemudian dikumpulkan
di tempat penyimpanan daun. Proses penyulingan dilakukan setelah semua hasil
panen daun serai wangi terkumpul. Pemilihan tempat penyulingan harus dekat
sumber air. Ketersediaan bahan bakar dan bahan baku secara rutin dan kontinyu
untuk menekan biaya produksi. Penguasaan operator, meliputi rangkaian produksi,
pengendalian mutu dan maintenance, penanganan jika terjadi troubleshooting
(kebocoran uap dll). Rangkaian alat penyulingan terdiri dari ketel, cooler dan
separator. Dalam sekali proses membutuhkan waktu 5 – 6 jam.
Gambar alat penyulingan minyak atsiri dengan kapasitas penampungan daun sebanyak 12 kg.
C.
PEMBUATAN PRODUK OLAHAN MINYAK ATSIRI DARI SERAI WANGI
Di Indonesia, sereh dibudidayakan
dibeberapa wilayah khususnya di Aceh, Lampung, dan Jawa khususnya Jawa Barat
dan jawa Timur. Oleh sebab itulah, pulau jawa menjadi salah satu pemasok minyak
sereh dunia dan minyak sereh dari Jawa ini dikenal dengan julukan citronella
oil of Java. Tanaman sereh ada beberapa macam varietasnya dan diantaranya yang
paling terkenal adalah sereh wangi, Sereh ini menjadi pilihan untuk
dibudidayakan karena aromanya sekaligus kandungannya yang memiliki banyak
manfaat.
Adapun
beberapa jenis kandungan kimiawi yang terdapat dalam serai yakni sitrat dan
sitronelol (ini merupakan kandungan yang paling utama), farnesol, geraniol,
sitronelal, terpinol, mirsen, sabinen, kamfen, a-pinen, p-simen, limonene,
cis-osimen, metilheptenon, dipenten, tripinil astet, sitronil asetat,
beta-elemen, geranil asetat, beta-kariofilen, trans-metilsoeugenol, beta-bergamoten,
beta kadinen, elemol, kariofilen oksida, geranil butirat, geranial, eugenol,
lomonen, metileugenol dan eugenol. Aroma dari sereh wangi ini memang wangi
(berbeda wanginya dengan bunga melati, cengkeh, atau minyak kayu putih
tentunya) maka minyak dari sulingan sereh wangi ini tak hanya mujarab dijadikan
sebagai obat, namun juga digunakan untuk bahan parfum, bodylotion, sabun, lilin
aromatherapy, pewangi dan lainnya.
Pada
pelatihan kali ini yang dicoba untuk dibuat adalah lilin aromateraphy.
Pembuatan lilin aromatheraphy sebaiknya menggunakan bahan baku lilin madu
(beeswax) dikarenakan ketika dibakar beeswax tidak perasap, aman untuk
kesehatan dan mampu menjernihkan udara. Hal ini berbeda dengan paraffin, karena
setelah dibakar lilin dengan bahan utama paraffin akan terbakar dan
mengeluarkan asap dengan sedikit bau khas paraffin yang kurang baik untuk
kesehatan.
Bahan
baku pembuatan lilin aromatheraphy yaitu : Paraffin/ beeswax/ potongan lilin, benang
kasur, minyak essensial/ aromaterapi (minyak atsisi serai wangi), pewarna/
krayon/ cat minyak, panci kecil, kaleng bekas, wadah lilin, dan tusuk satai,
dengan ukuran lebih panjang daripada diameter mulut gelas. Berikut
ini adalah langkah-langkah pembuatan lilin aromatheraphy.
·
Didihkan air dalam panci
·
Lelehkan parafin dengan cara memasukan kaleng
bekas berisi parafin ke dalam panci air. Jaga agar air tidak masuk dan
bercampur dengan parafin.
·
Setelah parafin meleleh, tambahkan potongan
crayon atau pewarna secukunya sesuai dengan seleramu, kemudian aduk menggunakan
pengaduk kayu.
·
Siapkan wadah lilin sebagai cetakan, agar benang
kasur untuk sumbu lilin tegak dan berada di tengah, ikat di batang lidi dan
posisikan di tengah gelas.
·
Setelah parafin, dan pewarna tercampur sempurna,
masukkan minyak serai sekitar 10 tetes lalu angkat kaleng dari panci. Untuk
membuat lilin aroma terapi yang bisa mengusir nyamuk
·
Masukkan bahan ke cetakan. Tunggu hingga kering.
a.
Gambar Proses
Pembuatan Lilin Aromatheraphy
b. Gambar Lilin Aromatheraphy Wangi Lavender
c. Gambar Produk Olahan Minyak Serai Wangi diantaranya adalah minyak serai wangi, lilin aromatheraphy, sabun serai wangi, bodylotion serai wangi, parfum dari minyak serai dengan berbagai aroma tambahan.
|
|
D. PROSPEK
BUDIDAYA DAN PEMASARAN SERAI WANGI
u Meskipun
harga sereh atau daun sereh tidak terlalu mahal, namun karena kemudahan dan
murahnya biaya penanaman, budidaya sereh bisa menghasilkan banyak keuntungan.
u Harga
sereh di pasaran tidaklah stabil. Kadangkala murah dan kadangkala mahal. Namun
untuk harga daun yang akan dijadikan minyak saat ini relatif stabil mulai dari
1000-2000 rupiah per kg.
u Jika
kita menanam sereh dalam jumlah sedikit, tentu sedikit pula hasil yang bisa
kita rasakan. Namun jika kita memiliki lahan luas, satu hektar misalnya, kita
akan mendapatkan hasil yang menggiurkan.
u Satu
hektar lahan bisa berisi 10 ribu rumpun sereh dan menghasilkan setidaknya 10
ton daun sereh. Jika setiap kg daun dihargai 1000 rupiah saja, maka dalam lima
bulan pertama dan selanjutnya tiga bulan sekali kita akan mendapatkan uang
sebesar 10 juta rupiah.
u 1
rumpun serai bias menghasilkan > 100 batang serai wangi, 1 rumpun sebaiknya
dipertahankan 100 batang saja agar meningkatkan kualitas, mempermudah panen dan
estimasi berat saat penyulingan. Jika sudah 5 tahun maka rumpun lama dibongkar
dan disisakan 2 batang, kemudian ditanam rumpun baru untuk peremajaan. Pupuk
yang digunakan yaitu pupuk kandang.
u Analisa
Usaha Serai Wangi
a. Perhitungan
Biaya Bibit dan Perawatan
·
Bibit 1 Ha : Rp. 20.000 x Rp. 400/batang = Rp.
8.000.000
·
Pupuk 1/5 dari Rp.1.000 : Rp. 200 x Rp 20.000/batang = Rp. 4.000.000
·
Biaya Pengolahan Lahan 1Ha = Rp. 3.000.000
·
Biaya Tanam = Rp. 3.000.000
·
Lain-Lain = Rp. 2.000.000
·
Total
Biaya = Rp. 20.000.000
b. Hasil
Panen Daun Basah
·
1 rumpun: 2 kg
x Rp. 20.000 x Rp. 700 = Rp. 28.000.000
·
Panen Pertama yaitu pada bulan ke 5
·
Panen berikutnya setiap 3 bulan
·
Kesimpulan : Panen pertama mendapatkan untung
sekitar Rp. 8.000.000
u Analisa
Usaha Penyulingan Minyak Serai Wangi
·
1 kali produksi : 1 ton x Rp. 700 = Rp. 8.000.000
·
Bahan Bakar : Rp. 30.000 = Rp. 4.000.000
·
Biaya Tenaga Kerja 1 kali masak = Rp. 80.000
·
Biaya Tenaga Kerja Tambahan = Rp. 60.000
·
Lain-Lain = Rp. 100.000
·
Total Biaya = Rp. 12.240.000
·
Hasil Minyak = 0,7%,
·
1.000 kg daun basah= 7kg minyak x Rp. 250.000 =
Rp. 1.750.000